Maulana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Qubrusi an-Naqsybandi al-Haqqani q.s. (qaddasallahu sirrahu)
Nama lengkap Mawlana adalah Muhammad Nazim 'Adil ibn al-Sayyid Ahmad ibn Hasan Yashil Bash al-Haqqani al-Qubrusi al-Salihi al-Hanafi q.s., semoga Allah swt. mensucikan ruhnya dan merahmati kakek moyangnya. Kunya (nama panggilan) beliau adalah Abu Muhammad, dari nama anak laki-laki tertua beliau, selain itu beliau pula adalah ayah dari Baha'uddin, Naziha, dan Ruqayya.
Beliau dilahirkan pada tahun 1341 H (1922 M) di kota Larnaka, Siprus (Qubrus) dari suatu keluarga Arab dengan akar-akar budaya Tatar. Beliau mengatakan pada saya bahwa ayah beliau adalah keturunan dari Syaikh 'Abdul Qadir Al-Jailani q.s. Diceritakan pula pada saya bahwaibu beliau adalah keturunan dari Mawlana Jalaluddin ar-Ruumi q.s. Ini menjadikan beliau sebagai keturunan dari Nabi suci Muhammad saw., dari sisi ayahnya, dan keturunan dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, y, dari sisi ibundanya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Siprus, Mawlana melanjutkan ke perguruan tinggi di Istanbul dan lulus sebagai sarjana Teknik Kimia. Di sana, beliau juga belajar bahasa Arabdan Fiqh, di bawah bimbingan Syaikh Jamal al-Din al-Alsuni q.s. (wafat 1375H/1955M) dan menerima ijazah dari beliau. Mawlana juga belajar tasawwuf dan Thariqat Naqsybandi dari Syaikh Sulayman Arzarumi q.s. (wafat 1368H/1948M) yang akhirnya mengirim beliau ke Syams (Syria).
Mawlana melanjutkan studi Syari'ah-nya ke Halab (Aleppo) Hama, dan terutama di Homs. Beliau belajar di zawiyyah dan madrasah masjid sahabat besar Khalid ibn Al-Walid di Hims/Homs di bawah bimbingan Ulama besarnya dan memperoleh ijazah dalam Fiqh Hanafi dari Syaikh Muhammad 'Ali 'Uyun al-Sud q.s. dan Syaikh 'Abd al-Jalil Murad q.s., dan ijazah dalam ilmu Hadits dari Muhaddits Syaikh 'Abd al-'Aziz ibn Muhammad 'Ali 'Uyun al-Sud al-Hanafi q.s.
Perlu dicatat bahwa yang terakhir adalah salah satu dari sepuluh guru hadits dari Rifa'i Hafizh di Aleppo, Syaikhul Islam 'Abd Allah Siraj al-Din q.s. (1924-2002 M), yang duduk berlutut selama dua jam di bawah kaki Mawlana Syaikh 'Abdullah Faiz Daghestani q.s. ketika yang terakhir ini mengunjungi Aleppo di tahun 1959 dan yang memberikan bay'at dalam Thariqat Naqsybandi pada Mawlana Syaikh Nazim q.s., ketika Mawlana Syaikh Nazim q.s. mengunjunginya terakhir kali di Aleppo di tahun 2001, sebagaimana diriwayatkan pada saya oleh Ustadz Muhammad 'Ali ibn Mawlana al-Syaikh Husayn 'Ali q.s. dari Syaikh Muhammad Faruq 'Itqi al-Halabi q.s. yang juga hadir pada peristiwa terakhir itu.
Mawlana Syaikh Nazim q.s. juga belajar di bawah bimbingan Syaikh Sa'id al-Siba'i q.s. yang kemudian mengirim beliau ke Damaskus setelah menerima suatu pertanda berkaitan dengan kedatangan Mawlana Syaikh 'Abdullah Faiz Ad-Daghestani q.s. ke Syria. Setelah kedatangan awal beliau ke Syria dari Daghestan di akhir tahun 30-an, Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s. tinggal di Damaskus, tetapi sering pula mengunjungi Aleppo dan Homs.
Di kota yang terakhir inilah, beliau mengenal Syaikh Sa'id al-Siba'i q.s. yang adalah pimpinan dari Madrasah Khalid bin Walid.
Syaikh Sa'id q.s. menulis pada beliau (Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s.),
'Kami mempunyai seorang murid dari Turki yang luar biasa, yang tengah belajar pada kami.
Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s. menjawab padanya,
'Murid itu milik kami; kirimkan dia kepada kami!'
Sang murid itu adalah guru kita, Mawlana Syaikh Nazim q.s., yang kemudian datang ke Damaskus dan memberikan bay'at beliau pada Grandsyaikh kita pada kurun waktu antara tahun 1941 dan 1943.
Pada tahun berikutnya, Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s. pindah ke rumah baru beliau yang dibeli oleh murid Syria pertamanya, dan khalifahnya yang masih hidup saat ini, Mawlana Syaikh Husayn ibn 'Ali ibn Muhammad 'Ifrini al-Kurkani ar-Rabbani al-Kurdi as-Syaikhani al-Husayni q.s. (lahir 1336H/1917M), semoga Allah swt. mensucikan ruhnya dan merahmati kakek moyangnya, di Qasyoun, suatu gunung yang menghadap Damaskus, yang Allah swt. berfirman tentangnya; 'Demi Tiin dan buah Zaitun! Demi Bukit Sinai!� (QS. 95:1-2).
Qatadah dan al-Hasan Al-Basri berkata, 'At-Tiin adalah Gunung di mana Damaskus terletak [Jabal Qasyoun] dan Zaitun adalah Gunung di mana Jerusalem terletak. Diriwayatkan oleh 'Abd al-Razzaq, al-Tabari, al-Wahidi, al-Bayzawi, Ibn al-Jawzi, Ibn Katsiir, al-Suyuti, as-Syaukani, dll., semua dalam tafsir-tafsir mereka.
Mawlana Syaikh Nazim q.s. juga membeli sebuah rumah dekat rumah Grandsyaikh dan bersama Mawlana Syaikh Husayn q.s., membantu membangun Masjid al-Mahdi, Masjid Grandsyaikh, yang akhir-akhir ini diperbesar menjadi sebuah Jami', di mana di belakangnya terletak maqam dan zawiyyah Grandsyaikh, di tempat mana, hingga saat ini, makanan dan sup ayam yang lezat disiapkan dalam kendi-kendi yang besar dan dibagi-bagikan bagi kaum fuqara dan miskin dua kali dalam seminggu.
Kemudian Mawlana Syaikh Nazimk tinggal di Damaskus sejak pertengahan tahun 40-an hingga awal 80-an, sambil sesekali melakukan perjalanan untuk belajar atau sebagai wakil dari Grandsyaikh, hingga Grandsyaikh wafat di tahun 1973. Setelah tahun itu, Mawlana tinggal di Damaskus beberapa tahun sebelum kemudian pindah ke Siprus.
Jadi, Mawlana, yang aslinya Cypriot, dan Grandsyaikh, yang asalnya Daghistani, keduanya telah menjadi penduduk Damaskus 'Syamiyyun' dan tinggal di distrik orang-orang salih (as-saalihiin) yang disebut Salihiyya! Tak ada keraguan lagi, bahwa pentingnya Damaskus bagi Mawlana dan Grandsyaikh adalah karena Syam adalah negeri yang penuh barakah dan terlindungi melalui para Nabi dan Awliya�.
Imam Ahmad dan murid beliau, Abu Dawud meriwayatkan dengan isnad (rantai) yang sahih bahwa Nabi suci e bersabda, 'Kalian harus pergi ke Syam. Tempat itu telah terpilih secara Ilahiah oleh Allah swt. di antara seluruh tempat di bumi-Nya ini. Di dalamnya Dia melindungi hamba-hamba pilihan-Nya; dan Allah swt. telah memberikan jaminan padaku berkenaan dengan Syam dan penduduknya!'
Imam al-Nawawi berkata dalam kitab beliau Irsyad Tullab al-Haqa'iq ila Ma'rifati Sunan Khayr al-Khala'iq (s): 'Hadits ini berkenaan dengan fadhillah (keistimewaan) yang besar dari Syams dan merupakan suatu fakta yang dapat teramati!'
Direktur pimpinan Dar al-Ifta' (secara literal bermakna 'Rumah Fatwa', maksudnya Majelis Fatwa seperti MUI di Indonesia, penerj.) di Beirut, Lebanon, Syaikh Salahud Diin Fakhri q.s. mengatakan pada saya di rumah beliau di Beirut dan menulis dengan tangan beliau kepada diri saya,
Pada suatu pagi di hari Ahad, 20 Rabi'ul Akhir 1386 H, bertepatan dengan hari Minggu 7 Agustus 1966 M, kami mendapat kehormatan untuk mengunjungi Syaikh 'Abd Allah al-Daghistani q.s.rahimahullah (semoga Allah swt. merahmatinya) di Jabal Qasyoun di Damaskus atas inisiatif serta disertai pula oleh
- Mawlana al-Syaikh Mukhtar al-'Alayli q.s. rahimahullah. Mufti Republik Lebanon saat itu; [yang adalah pula paman dari Syaikh Hisyam Kabbani q.s., penulis],
- Syaikh Husayn Khalid q.s., imam dari Masjid Nawqara;
- Hajj Khalid Basyir, rahimahumallah (semoga Allah swt. merahmati keduanya); Syaikh Husayn Sa'biyya q.s. [saat ini direktur dari Dar al-Hadits al-Asyrafiyya di Damaskus]; Syaikh Mahmud Sa'd q.s.; Syaikh Zakariyya Sya'r q.s.; dan Hajj Mahmud Sya'r.
Syaikh 'Abdullah q.s. menerima kami dengan amat baik dan penyambutan yang ramah serta penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Syaikh Nazim al-Qubrusi q.s. semoga Allah swt. merahmati dan menjaga beliau juga berada di situ saat itu!
Kami duduk dari pukul sembilan di pagi hari hingga tiba panggilan adzan Dzuhur, sementara Syaikh (Grandsyaikh 'Abdullah Faiz ad-Daghestani q.s., penerj.) rahimahullah menjelaskan tentang Syams (Syria), keutamaannya, kelebihan-kelebihannya yang luar biasa, dan bahwa tempat itu merupakan tempat Kebangkitan dan bahwa Allah swt. akan mengumpulkan seluruh manusia di dalamnya untuk penghakiman dan hisab.
Beliau menyebutkan pula hal-hal yang membuat hati dan pikiran kami tersentuh dan tergerak, dikuatkan pula oleh pengaruh suasana distrik Salihiyya yang suci, dan beliau berbicara pula tentang hubungan yang tak terpisahkan dalam praktik maupun dalam teori antara tasawwuf dengan Syari'ah.
Semoga Allah swt. membimbing dan menunjukkan pada kita petunjuk-Nya dalam perkumpulan dan suhbat dengan Awliya-Nya yang shiddiq. Aamiin, yaa Rabbal 'Aalamiin!
Masih ada banyak lagi nama-nama Ulama dan Awliya Syams yang prestisius yang mencintai dan bersahabat dengan Syuyukh kita dalam periode keemasan tersebut, seperti
- Syaikh Muhammad Bahjat al-Baytar q.s. (1311-1396),
- Syaikh Sulayman Ghawji al-Albani q.s. (wafat 1378 H), ayah dari guru kami,
- Syaikh Wahbi q.s., Syaikh Tawfiq al-Hibri q.s., Syaikh Muhammad al-'Arabi al-'Azzuzi q.s. (1308-1382H) Mufti dari Lebanon, dan Syaikh utama dari guru kami Syaikh Husayn 'Usayran q.s.,
-al-'Arif Syaikh Syahid al-Halabi q.s., al-'Arif Syaikh Rajab at-Ta'i q.s., Syaikh al-Qurra' q.s. (ahli qira'at Quran, penerj.) Syaikh Najib Khayyata al-Farazi al-Halabi q.s., al-'Arif Syaikh Muhammad an-Nabhan q.s., Syaikh Ahmad 'Izz ad-Din al-Bayanuni q.s., al-'Arif Syaikh Ahmad al-Harun q.s. (1315-1382H), Syaikh Muhammad Zayn al-'Abidin al-Jadzba q.s., dan lain-lain, semoga Allah swt. merahmati mereka semuanya!
Dari tiga puluh tahun suhbat (asosiasi) yang barakah antara Mawlana dan Grandsyaikh tersebut, muncullah Mercy Oceans (secara literal berarti Samudera Kasih Sayang, merujuk pada buku-buku lama kumpulan suhbat Mawlana Syaikh Nazim al-Haqqani q.s., penerj.) yang tak tertandingi, yang hingga kini masih tersebar pada setiap salik/pencari dengan judul-judulnya:
- Endless Horizons (Cakrawala tanpa Batas, penerj.),
- Pink Pearls (Mutiara-Mutiara Merah Muda, penerj.),
- Rising Suns (Matahari-Matahari yang tengah terbit, penerj.).
Tak ada keraguan lagi, kumpulan-kumpulan suhbat awal tersebut adalah tonggak-tonggak utama dari seruan da'wah Islam seorang diri Mawlana Syaikh Nazim q.s. di Amerika Serikat dan Eropa, dengan karunia Allah swt.!
Semoga Allah swt. melimpahkan lebih banyak barakah-Nya pada Mawlana Syaikh Nazim q.s. dan mengaruniakan pada beliau maqam-maqam tertinggi yang pernah Dia karuniakan bagi kekasih-kekasih-Nya, berdekatan dengan junjungan kita, Sayyidina Muhammad saw., yang bersabda,
Jika seseorang melakukan perjalanan untuk mencari ilmu, Allah swt. akan membuatnya berjalan di salah satu dari jalan-jalan Surga, dan para Malaikat akan merendahkan sayap mereka karena bahagia dan gembira pada ia yang mencari ilmu, dan para penduduk langit dan bumi serta ikan-ikan di kedalaman lautan akan memohonkan ampunan bagi seorang pencari ilmu!
Keutamaan dari seorang yang berilmu atas orang beriman kebanyakan adalah bagaikan terangnya bulan purnama di kegelapan malam atas segenap bintang-gemintang!
Ulama adalah pewaris-pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah memiliki dinar maupun dirham, mereka hanya meninggalkan ilmu dan pengetahuan; dan ia yang mengambilnya sungguh telah mengambil bagian yang banyak!�
Tempat pertama yang kudatangi untuk mencari pengetahuan Nabawi (pengetahuan kenabian) ini adalah London di bulan Ramadan 1411 H, setelah aku bersyahadat laa ilaaha illa Allah (bahwa tiada tuhan selain Allah swt.), Muhammadun Rasulullah e (Muhammad saw. adalah utusan Allah swt.). Di sanalah, aku meraih tangan suci Mawlana untuk pertama kali dan melakukan bay'at (sumpah setia) setelah diperkenalkan pada Thariqat ini oleh menantu beliau, dan khalifah beliau di Amerika Serikat, Syaikh Hisyam Kabbani q.s. semoga Allah swt. membimbingnya dan membimbing seluruh sahabat-sahabat Mawlana!
Aku mengunjungi Mawlana beberapa kali di rumah beliau di Siprus dan melihat pula beliau di Damaskus. Di antara hadiah Suhba yang diberikan Mawlana adalah pada dua minggu terakhir di bulan Rajab di tahun 1422H Oktober 2001 di rumah dan zawiyah beliau di kota Cypriot Turki, Lefke. Catatan akan pengalaman ini telah ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris, serta diterbitkan dengan judul Qubrus al-Tarab fi Suhbati Rajab atau Kebahagiaan Siprus dalam Suhbat.
Pada saat itulah, dan juga saat-saat kemudian, selama dua kunjungan terakhirnya ke Amerika Serikat, ke Inggris, di Siprus, dan Damaskus, aku mendapatkan dari Mawlana, petunjuk agung yang sama bagi setiap pencari kebenaran:
Tujuan kita adalah untuk melindungi serta melukiskan Nabi Muhammad saw. dan sifat-sifat beliau yang luhur dan agung, baginya shalawat dan salam serta bagi ahli-bait dan sahabat-sahabat beliau; yang untuk ini Allah swt. mendukung kita!
Dari sini, aku mengerti bahwa Murid yang sesungguhnya dalam Thariqat Naqsybandi-Haqqani adalah sahabat, penolong dan pendukung dari setiap pembela Sayyidina Muhammad saw., dan adalah tugasnya untuk bersahabat dan berasosiasi dengan para pembela seperti itu karena mereka berada pada jalan Mawlana, tak peduli apakah mereka adalah Naqsybandi atau bukan.
Ketika seorang Waliyyu-llah yang telah berumur delapan puluh tahun-an di Johor, Malaysia, al-Habib 'Ali ibn Ja'far ibn 'Abd Allah al-'Aydarus menerima kami di rumahnya di bulan Mei 2003, mengenakan pakaian yang tak pernah berubah sejak tahun 1940-an, beliau terlihat seperti Mawlana dalam segenap aspeknya, dan bahkan terlihat menyerupainya ketika beliau meminta maaf atas bahasa Arab-nya yang tak fasih.
Ketika kami memohon du'a beliau bagi negeri-negeri kita yang terluka dan bagi penduduk-penduduknya, beliau menjawab, 'Ummah ini terlindungi dan berada pada tangan-tangan yang baik, dan pada Syaikh Nazim q.s. telah kau dapati kebercukupan!'
Dus, dengan setiap perjumpaan dari murid yang sederhana dan rendah hati dari Mawlana dengan Awliya' dari Ummat ini; Mereka (para Awliya' tersebut, penerj.) semuanya menunjukkan rasa hormat tertinggi serta kerendahan hati yang amat dalam bagi Mawlana dan silsilah beliau, sekalipun mereka secara harfiah (penampakan luar) berada pada jalan (thariqat) yang berbeda, seperti
- al-Habib 'Ali al-�Aydarus q.s. di Malaysia,
- Sayyid Muhammad ibn 'Alawi al-Maliki q.s. di Makkah,
- al-Habib 'Umar ibn Hafiz q.s. di Tarim,
- Sayyid Yusuf ar-Rifa'i q.s. di Kuwait,
- Syaikh 'Isa al-Himyari q.s. di Dubai,
- Sayyid 'Afif ad-Din al-Jailani q.s. dan Syaikh Bakr as-Samarra'i q.s. di Baghdad,
- as-Syarif Mustafa ibn as-Sayyid Ibrahim al-Basir q.s. di Maroko tengah,
- Grandmufti Syria (alm.) Syaikh Ahmad Kuftaro ibn Mawlana al-Syaikh Amin q.s. dan sahabat-sahabatnya Syaikh Bashir al-Bani q.s., Syaikh Rajab Dib q.s., dan Syaikh Ramazan Dib q.s.; Syuyukh Kattani q.s. dari Damaskus;
- Syaikh (alm.) 'Abd Allah Siraj ud-Din q.s. dan keponakan beliau Dr. Nur ud-Din 'Itr; Mawlana as-Syaikh 'Abd ur-Rahman as-Shaghuri q.s.; Dr. Samer al-Nass; dan guru-guru serta saudara-saudara kita lainnya di Damaskus.
Nama lengkap Mawlana adalah Muhammad Nazim 'Adil ibn al-Sayyid Ahmad ibn Hasan Yashil Bash al-Haqqani al-Qubrusi al-Salihi al-Hanafi q.s., semoga Allah swt. mensucikan ruhnya dan merahmati kakek moyangnya. Kunya (nama panggilan) beliau adalah Abu Muhammad, dari nama anak laki-laki tertua beliau, selain itu beliau pula adalah ayah dari Baha'uddin, Naziha, dan Ruqayya.
Beliau dilahirkan pada tahun 1341 H (1922 M) di kota Larnaka, Siprus (Qubrus) dari suatu keluarga Arab dengan akar-akar budaya Tatar. Beliau mengatakan pada saya bahwa ayah beliau adalah keturunan dari Syaikh 'Abdul Qadir Al-Jailani q.s. Diceritakan pula pada saya bahwaibu beliau adalah keturunan dari Mawlana Jalaluddin ar-Ruumi q.s. Ini menjadikan beliau sebagai keturunan dari Nabi suci Muhammad saw., dari sisi ayahnya, dan keturunan dari Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, y, dari sisi ibundanya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Siprus, Mawlana melanjutkan ke perguruan tinggi di Istanbul dan lulus sebagai sarjana Teknik Kimia. Di sana, beliau juga belajar bahasa Arabdan Fiqh, di bawah bimbingan Syaikh Jamal al-Din al-Alsuni q.s. (wafat 1375H/1955M) dan menerima ijazah dari beliau. Mawlana juga belajar tasawwuf dan Thariqat Naqsybandi dari Syaikh Sulayman Arzarumi q.s. (wafat 1368H/1948M) yang akhirnya mengirim beliau ke Syams (Syria).
Mawlana melanjutkan studi Syari'ah-nya ke Halab (Aleppo) Hama, dan terutama di Homs. Beliau belajar di zawiyyah dan madrasah masjid sahabat besar Khalid ibn Al-Walid di Hims/Homs di bawah bimbingan Ulama besarnya dan memperoleh ijazah dalam Fiqh Hanafi dari Syaikh Muhammad 'Ali 'Uyun al-Sud q.s. dan Syaikh 'Abd al-Jalil Murad q.s., dan ijazah dalam ilmu Hadits dari Muhaddits Syaikh 'Abd al-'Aziz ibn Muhammad 'Ali 'Uyun al-Sud al-Hanafi q.s.
Perlu dicatat bahwa yang terakhir adalah salah satu dari sepuluh guru hadits dari Rifa'i Hafizh di Aleppo, Syaikhul Islam 'Abd Allah Siraj al-Din q.s. (1924-2002 M), yang duduk berlutut selama dua jam di bawah kaki Mawlana Syaikh 'Abdullah Faiz Daghestani q.s. ketika yang terakhir ini mengunjungi Aleppo di tahun 1959 dan yang memberikan bay'at dalam Thariqat Naqsybandi pada Mawlana Syaikh Nazim q.s., ketika Mawlana Syaikh Nazim q.s. mengunjunginya terakhir kali di Aleppo di tahun 2001, sebagaimana diriwayatkan pada saya oleh Ustadz Muhammad 'Ali ibn Mawlana al-Syaikh Husayn 'Ali q.s. dari Syaikh Muhammad Faruq 'Itqi al-Halabi q.s. yang juga hadir pada peristiwa terakhir itu.
Mawlana Syaikh Nazim q.s. juga belajar di bawah bimbingan Syaikh Sa'id al-Siba'i q.s. yang kemudian mengirim beliau ke Damaskus setelah menerima suatu pertanda berkaitan dengan kedatangan Mawlana Syaikh 'Abdullah Faiz Ad-Daghestani q.s. ke Syria. Setelah kedatangan awal beliau ke Syria dari Daghestan di akhir tahun 30-an, Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s. tinggal di Damaskus, tetapi sering pula mengunjungi Aleppo dan Homs.
Di kota yang terakhir inilah, beliau mengenal Syaikh Sa'id al-Siba'i q.s. yang adalah pimpinan dari Madrasah Khalid bin Walid.
Syaikh Sa'id q.s. menulis pada beliau (Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s.),
'Kami mempunyai seorang murid dari Turki yang luar biasa, yang tengah belajar pada kami.
Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s. menjawab padanya,
'Murid itu milik kami; kirimkan dia kepada kami!'
Sang murid itu adalah guru kita, Mawlana Syaikh Nazim q.s., yang kemudian datang ke Damaskus dan memberikan bay'at beliau pada Grandsyaikh kita pada kurun waktu antara tahun 1941 dan 1943.
Pada tahun berikutnya, Mawlana Syaikh 'Abdullah q.s. pindah ke rumah baru beliau yang dibeli oleh murid Syria pertamanya, dan khalifahnya yang masih hidup saat ini, Mawlana Syaikh Husayn ibn 'Ali ibn Muhammad 'Ifrini al-Kurkani ar-Rabbani al-Kurdi as-Syaikhani al-Husayni q.s. (lahir 1336H/1917M), semoga Allah swt. mensucikan ruhnya dan merahmati kakek moyangnya, di Qasyoun, suatu gunung yang menghadap Damaskus, yang Allah swt. berfirman tentangnya; 'Demi Tiin dan buah Zaitun! Demi Bukit Sinai!� (QS. 95:1-2).
Qatadah dan al-Hasan Al-Basri berkata, 'At-Tiin adalah Gunung di mana Damaskus terletak [Jabal Qasyoun] dan Zaitun adalah Gunung di mana Jerusalem terletak. Diriwayatkan oleh 'Abd al-Razzaq, al-Tabari, al-Wahidi, al-Bayzawi, Ibn al-Jawzi, Ibn Katsiir, al-Suyuti, as-Syaukani, dll., semua dalam tafsir-tafsir mereka.
Mawlana Syaikh Nazim q.s. juga membeli sebuah rumah dekat rumah Grandsyaikh dan bersama Mawlana Syaikh Husayn q.s., membantu membangun Masjid al-Mahdi, Masjid Grandsyaikh, yang akhir-akhir ini diperbesar menjadi sebuah Jami', di mana di belakangnya terletak maqam dan zawiyyah Grandsyaikh, di tempat mana, hingga saat ini, makanan dan sup ayam yang lezat disiapkan dalam kendi-kendi yang besar dan dibagi-bagikan bagi kaum fuqara dan miskin dua kali dalam seminggu.
Kemudian Mawlana Syaikh Nazimk tinggal di Damaskus sejak pertengahan tahun 40-an hingga awal 80-an, sambil sesekali melakukan perjalanan untuk belajar atau sebagai wakil dari Grandsyaikh, hingga Grandsyaikh wafat di tahun 1973. Setelah tahun itu, Mawlana tinggal di Damaskus beberapa tahun sebelum kemudian pindah ke Siprus.
Jadi, Mawlana, yang aslinya Cypriot, dan Grandsyaikh, yang asalnya Daghistani, keduanya telah menjadi penduduk Damaskus 'Syamiyyun' dan tinggal di distrik orang-orang salih (as-saalihiin) yang disebut Salihiyya! Tak ada keraguan lagi, bahwa pentingnya Damaskus bagi Mawlana dan Grandsyaikh adalah karena Syam adalah negeri yang penuh barakah dan terlindungi melalui para Nabi dan Awliya�.
Imam Ahmad dan murid beliau, Abu Dawud meriwayatkan dengan isnad (rantai) yang sahih bahwa Nabi suci e bersabda, 'Kalian harus pergi ke Syam. Tempat itu telah terpilih secara Ilahiah oleh Allah swt. di antara seluruh tempat di bumi-Nya ini. Di dalamnya Dia melindungi hamba-hamba pilihan-Nya; dan Allah swt. telah memberikan jaminan padaku berkenaan dengan Syam dan penduduknya!'
Imam al-Nawawi berkata dalam kitab beliau Irsyad Tullab al-Haqa'iq ila Ma'rifati Sunan Khayr al-Khala'iq (s): 'Hadits ini berkenaan dengan fadhillah (keistimewaan) yang besar dari Syams dan merupakan suatu fakta yang dapat teramati!'
Direktur pimpinan Dar al-Ifta' (secara literal bermakna 'Rumah Fatwa', maksudnya Majelis Fatwa seperti MUI di Indonesia, penerj.) di Beirut, Lebanon, Syaikh Salahud Diin Fakhri q.s. mengatakan pada saya di rumah beliau di Beirut dan menulis dengan tangan beliau kepada diri saya,
Pada suatu pagi di hari Ahad, 20 Rabi'ul Akhir 1386 H, bertepatan dengan hari Minggu 7 Agustus 1966 M, kami mendapat kehormatan untuk mengunjungi Syaikh 'Abd Allah al-Daghistani q.s.rahimahullah (semoga Allah swt. merahmatinya) di Jabal Qasyoun di Damaskus atas inisiatif serta disertai pula oleh
- Mawlana al-Syaikh Mukhtar al-'Alayli q.s. rahimahullah. Mufti Republik Lebanon saat itu; [yang adalah pula paman dari Syaikh Hisyam Kabbani q.s., penulis],
- Syaikh Husayn Khalid q.s., imam dari Masjid Nawqara;
- Hajj Khalid Basyir, rahimahumallah (semoga Allah swt. merahmati keduanya); Syaikh Husayn Sa'biyya q.s. [saat ini direktur dari Dar al-Hadits al-Asyrafiyya di Damaskus]; Syaikh Mahmud Sa'd q.s.; Syaikh Zakariyya Sya'r q.s.; dan Hajj Mahmud Sya'r.
Syaikh 'Abdullah q.s. menerima kami dengan amat baik dan penyambutan yang ramah serta penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Syaikh Nazim al-Qubrusi q.s. semoga Allah swt. merahmati dan menjaga beliau juga berada di situ saat itu!
Kami duduk dari pukul sembilan di pagi hari hingga tiba panggilan adzan Dzuhur, sementara Syaikh (Grandsyaikh 'Abdullah Faiz ad-Daghestani q.s., penerj.) rahimahullah menjelaskan tentang Syams (Syria), keutamaannya, kelebihan-kelebihannya yang luar biasa, dan bahwa tempat itu merupakan tempat Kebangkitan dan bahwa Allah swt. akan mengumpulkan seluruh manusia di dalamnya untuk penghakiman dan hisab.
Beliau menyebutkan pula hal-hal yang membuat hati dan pikiran kami tersentuh dan tergerak, dikuatkan pula oleh pengaruh suasana distrik Salihiyya yang suci, dan beliau berbicara pula tentang hubungan yang tak terpisahkan dalam praktik maupun dalam teori antara tasawwuf dengan Syari'ah.
Semoga Allah swt. membimbing dan menunjukkan pada kita petunjuk-Nya dalam perkumpulan dan suhbat dengan Awliya-Nya yang shiddiq. Aamiin, yaa Rabbal 'Aalamiin!
Masih ada banyak lagi nama-nama Ulama dan Awliya Syams yang prestisius yang mencintai dan bersahabat dengan Syuyukh kita dalam periode keemasan tersebut, seperti
- Syaikh Muhammad Bahjat al-Baytar q.s. (1311-1396),
- Syaikh Sulayman Ghawji al-Albani q.s. (wafat 1378 H), ayah dari guru kami,
- Syaikh Wahbi q.s., Syaikh Tawfiq al-Hibri q.s., Syaikh Muhammad al-'Arabi al-'Azzuzi q.s. (1308-1382H) Mufti dari Lebanon, dan Syaikh utama dari guru kami Syaikh Husayn 'Usayran q.s.,
-al-'Arif Syaikh Syahid al-Halabi q.s., al-'Arif Syaikh Rajab at-Ta'i q.s., Syaikh al-Qurra' q.s. (ahli qira'at Quran, penerj.) Syaikh Najib Khayyata al-Farazi al-Halabi q.s., al-'Arif Syaikh Muhammad an-Nabhan q.s., Syaikh Ahmad 'Izz ad-Din al-Bayanuni q.s., al-'Arif Syaikh Ahmad al-Harun q.s. (1315-1382H), Syaikh Muhammad Zayn al-'Abidin al-Jadzba q.s., dan lain-lain, semoga Allah swt. merahmati mereka semuanya!
Dari tiga puluh tahun suhbat (asosiasi) yang barakah antara Mawlana dan Grandsyaikh tersebut, muncullah Mercy Oceans (secara literal berarti Samudera Kasih Sayang, merujuk pada buku-buku lama kumpulan suhbat Mawlana Syaikh Nazim al-Haqqani q.s., penerj.) yang tak tertandingi, yang hingga kini masih tersebar pada setiap salik/pencari dengan judul-judulnya:
- Endless Horizons (Cakrawala tanpa Batas, penerj.),
- Pink Pearls (Mutiara-Mutiara Merah Muda, penerj.),
- Rising Suns (Matahari-Matahari yang tengah terbit, penerj.).
Tak ada keraguan lagi, kumpulan-kumpulan suhbat awal tersebut adalah tonggak-tonggak utama dari seruan da'wah Islam seorang diri Mawlana Syaikh Nazim q.s. di Amerika Serikat dan Eropa, dengan karunia Allah swt.!
Semoga Allah swt. melimpahkan lebih banyak barakah-Nya pada Mawlana Syaikh Nazim q.s. dan mengaruniakan pada beliau maqam-maqam tertinggi yang pernah Dia karuniakan bagi kekasih-kekasih-Nya, berdekatan dengan junjungan kita, Sayyidina Muhammad saw., yang bersabda,
Jika seseorang melakukan perjalanan untuk mencari ilmu, Allah swt. akan membuatnya berjalan di salah satu dari jalan-jalan Surga, dan para Malaikat akan merendahkan sayap mereka karena bahagia dan gembira pada ia yang mencari ilmu, dan para penduduk langit dan bumi serta ikan-ikan di kedalaman lautan akan memohonkan ampunan bagi seorang pencari ilmu!
Keutamaan dari seorang yang berilmu atas orang beriman kebanyakan adalah bagaikan terangnya bulan purnama di kegelapan malam atas segenap bintang-gemintang!
Ulama adalah pewaris-pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah memiliki dinar maupun dirham, mereka hanya meninggalkan ilmu dan pengetahuan; dan ia yang mengambilnya sungguh telah mengambil bagian yang banyak!�
Tempat pertama yang kudatangi untuk mencari pengetahuan Nabawi (pengetahuan kenabian) ini adalah London di bulan Ramadan 1411 H, setelah aku bersyahadat laa ilaaha illa Allah (bahwa tiada tuhan selain Allah swt.), Muhammadun Rasulullah e (Muhammad saw. adalah utusan Allah swt.). Di sanalah, aku meraih tangan suci Mawlana untuk pertama kali dan melakukan bay'at (sumpah setia) setelah diperkenalkan pada Thariqat ini oleh menantu beliau, dan khalifah beliau di Amerika Serikat, Syaikh Hisyam Kabbani q.s. semoga Allah swt. membimbingnya dan membimbing seluruh sahabat-sahabat Mawlana!
Aku mengunjungi Mawlana beberapa kali di rumah beliau di Siprus dan melihat pula beliau di Damaskus. Di antara hadiah Suhba yang diberikan Mawlana adalah pada dua minggu terakhir di bulan Rajab di tahun 1422H Oktober 2001 di rumah dan zawiyah beliau di kota Cypriot Turki, Lefke. Catatan akan pengalaman ini telah ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris, serta diterbitkan dengan judul Qubrus al-Tarab fi Suhbati Rajab atau Kebahagiaan Siprus dalam Suhbat.
Pada saat itulah, dan juga saat-saat kemudian, selama dua kunjungan terakhirnya ke Amerika Serikat, ke Inggris, di Siprus, dan Damaskus, aku mendapatkan dari Mawlana, petunjuk agung yang sama bagi setiap pencari kebenaran:
Tujuan kita adalah untuk melindungi serta melukiskan Nabi Muhammad saw. dan sifat-sifat beliau yang luhur dan agung, baginya shalawat dan salam serta bagi ahli-bait dan sahabat-sahabat beliau; yang untuk ini Allah swt. mendukung kita!
Dari sini, aku mengerti bahwa Murid yang sesungguhnya dalam Thariqat Naqsybandi-Haqqani adalah sahabat, penolong dan pendukung dari setiap pembela Sayyidina Muhammad saw., dan adalah tugasnya untuk bersahabat dan berasosiasi dengan para pembela seperti itu karena mereka berada pada jalan Mawlana, tak peduli apakah mereka adalah Naqsybandi atau bukan.
Ketika seorang Waliyyu-llah yang telah berumur delapan puluh tahun-an di Johor, Malaysia, al-Habib 'Ali ibn Ja'far ibn 'Abd Allah al-'Aydarus menerima kami di rumahnya di bulan Mei 2003, mengenakan pakaian yang tak pernah berubah sejak tahun 1940-an, beliau terlihat seperti Mawlana dalam segenap aspeknya, dan bahkan terlihat menyerupainya ketika beliau meminta maaf atas bahasa Arab-nya yang tak fasih.
Ketika kami memohon du'a beliau bagi negeri-negeri kita yang terluka dan bagi penduduk-penduduknya, beliau menjawab, 'Ummah ini terlindungi dan berada pada tangan-tangan yang baik, dan pada Syaikh Nazim q.s. telah kau dapati kebercukupan!'
Dus, dengan setiap perjumpaan dari murid yang sederhana dan rendah hati dari Mawlana dengan Awliya' dari Ummat ini; Mereka (para Awliya' tersebut, penerj.) semuanya menunjukkan rasa hormat tertinggi serta kerendahan hati yang amat dalam bagi Mawlana dan silsilah beliau, sekalipun mereka secara harfiah (penampakan luar) berada pada jalan (thariqat) yang berbeda, seperti
- al-Habib 'Ali al-�Aydarus q.s. di Malaysia,
- Sayyid Muhammad ibn 'Alawi al-Maliki q.s. di Makkah,
- al-Habib 'Umar ibn Hafiz q.s. di Tarim,
- Sayyid Yusuf ar-Rifa'i q.s. di Kuwait,
- Syaikh 'Isa al-Himyari q.s. di Dubai,
- Sayyid 'Afif ad-Din al-Jailani q.s. dan Syaikh Bakr as-Samarra'i q.s. di Baghdad,
- as-Syarif Mustafa ibn as-Sayyid Ibrahim al-Basir q.s. di Maroko tengah,
- Grandmufti Syria (alm.) Syaikh Ahmad Kuftaro ibn Mawlana al-Syaikh Amin q.s. dan sahabat-sahabatnya Syaikh Bashir al-Bani q.s., Syaikh Rajab Dib q.s., dan Syaikh Ramazan Dib q.s.; Syuyukh Kattani q.s. dari Damaskus;
- Syaikh (alm.) 'Abd Allah Siraj ud-Din q.s. dan keponakan beliau Dr. Nur ud-Din 'Itr; Mawlana as-Syaikh 'Abd ur-Rahman as-Shaghuri q.s.; Dr. Samer al-Nass; dan guru-guru serta saudara-saudara kita lainnya di Damaskus.